Upaya pelestarian budaya wayang terus digalakkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan memasukkan seni pertunjukan tradisional ini ke dalam kurikulum sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler di kampus. Langkah ini dipandang sebagai cara efektif untuk menanamkan kecintaan terhadap wayang kepada generasi muda, sekaligus menjaga keberlangsungan seni adiluhung ini di tengah arus modernisasi. Berbagai inisiatif telah dilakukan oleh pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta komunitas seni untuk mewujudkan pelestarian budaya wayang ini.
Di tingkat sekolah, pengenalan wayang dapat dilakukan melalui berbagai metode, mulai dari pengenalan tokoh-tokoh wayang dalam mata pelajaran seni budaya, hingga penyelenggaraan workshop pembuatan wayang sederhana dan pementasan wayang kulit atau golek dengan lakon-lakon yang relevan dengan usia siswa. Contohnya, di SMP Negeri 5 Yogyakarta, sejak tahun ajaran 2023/2024, wayang menjadi salah satu materi pokok dalam mata pelajaran Seni Budaya. Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Ibu Agnes Retno Wulandari, dalam sebuah seminar pendidikan di Universitas Gadjah Mada pada tanggal 20 April 2025, menyampaikan bahwa respons siswa terhadap pengenalan wayang sangat positif.
Sementara itu, di lingkungan kampus, pelestarian budaya wayang diwujudkan melalui pembentukan unit kegiatan mahasiswa (UKM) seni wayang. UKM ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar mendalang, membuat wayang, serta menggelar pementasan secara rutin. Universitas Indonesia (UI), misalnya, memiliki UKM Wayang Golek yang aktif mengadakan latihan setiap hari Rabu malam di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa). Ketua UKM Wayang Golek UI periode 2024/2025, Raden Mas Arya Wirasena, menyatakan bahwa antusiasme mahasiswa terhadap seni wayang cukup tinggi, terbukti dengan jumlah anggota yang terus bertambah setiap tahunnya.
Selain itu, kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan komunitas seni juga menjadi kunci penting dalam upaya pelestarian budaya wayang. Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Cabang Surakarta, secara rutin mengadakan pelatihan mendalang bagi guru-guru seni di tingkat SMP dan SMA. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 7 hingga 9 Mei 2025 di Balai Soedjatmoko Surakarta, ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajarkan seni wayang kepada siswa.
Upaya pelestarian budaya wayang melalui jalur pendidikan ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi muda yang tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai dan memiliki kesadaran untuk melestarikan warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya ini. Dengan masuknya wayang ke sekolah dan kampus, diharapkan seni pertunjukan ini akan terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia.