Penguasa Kekayaan: Bagaimana Generasi Milenial Terjebak Krisis Finansial?

Perbedaan kondisi ekonomi antargenerasi menjadi sorotan tajam belakangan ini. Sementara generasi Baby Boomer (lahir 1946-1964) muncul sebagai penguasa kekayaan terbesar, generasi Milenial (lahir 1981-1996) justru seolah terjebak dalam pusaran krisis finansial yang tak berkesudahan. Fenomena ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang faktor-faktor ekonomi, sosial, dan sejarah yang membentuk disparitas keuangan antar kelompok usia ini. Status Baby Boomer sebagai penguasa kekayaan adalah cerminan dari kondisi ekonomi yang mendukung di era mereka.

Generasi Baby Boomer tumbuh dan membangun karier di masa keemasan ekonomi global. Mereka menikmati pertumbuhan ekonomi yang stabil, harga properti yang terjangkau, dan pasar saham yang melonjak. Kondisi ini memungkinkan mereka untuk menabung, berinvestasi, dan mengakumulasi aset secara signifikan. Sebuah laporan dari Allianz yang dirujuk dalam analisis tren ekonomi pada November 2024 menunjukkan bahwa, misalnya di Amerika Serikat, Baby Boomer berhasil mengumpulkan tabungan lebih dari 850% dari pendapatan mereka. Ini adalah bukti nyata bagaimana lingkungan ekonomi yang kondusif mendukung mereka menjadi penguasa kekayaan.

Sebaliknya, generasi Milenial menghadapi serangkaian tantangan ekonomi yang berat sejak awal perjalanan karier mereka. Resesi keuangan global pada 2008, dampak pandemi COVID-19 pada 2020-2021, serta lonjakan inflasi yang terus-menerus, telah menghambat kemampuan mereka untuk menabung dan berinvestasi. Harga properti yang meroket dan biaya pendidikan yang melambung tinggi juga menjadi beban tambahan. Banyak Milenial yang harus berjuang keras untuk membayar utang pendidikan dan memenuhi kebutuhan hidup dasar, sehingga sulit bagi mereka untuk menyisihkan dana untuk masa depan.

Perbedaan ini tidak hanya menciptakan kesenjangan kekayaan, tetapi juga memengaruhi gaya hidup dan pilihan karier. Banyak Milenial yang menunda keputusan besar seperti membeli rumah atau memulai keluarga karena tekanan finansial. Sementara itu, Baby Boomer dapat menikmati masa pensiun dengan lebih nyaman berkat akumulasi kekayaan yang mereka miliki.

Meskipun demikian, ada pandangan yang optimis bahwa Milenial dan Generasi Z (Gen Z) berpotensi menjadi generasi terkaya di masa depan, didorong oleh potensi transfer kekayaan dari Baby Boomer dan peluang dalam ekonomi hijau serta digital. Namun, untuk benar-benar mengubah narasi finansial mereka, dibutuhkan kebijakan ekonomi yang lebih mendukung, pendidikan literasi keuangan yang masif, dan inovasi yang membuka lebih banyak peluang ekonomi bagi generasi muda.